Overthinker, Please Love Yourself First
"Hey overthinkers, one day it won't feel heavy anymore." - Sarah.
Mengapa? Karena aku sendiri adalah seorang overthinker yang yakin semua akan baik-baik saja nantinya.
Aku adalah seseorang yang memikirkan sesuatu terlalu berlebihan, bahkan terkadang tidak tahu mana yang nyata dan tidak. Aku memang suka berpikir dan menentukan berbagai rencana untuk kedepannya agar tidak salah langkah, namun beberapa terpaan masalah menjadikan kemampuan berpikirku mengarah ke suatu perasaan aneh, semacam ketakutan. Setiap kata yang masuk telingaku dan diproses oleh otak ku, hati ku ikut menerka seakan-akan ia ingin selalu ikut campur. Bagaimana jika sebenarnya mereka begini? Bagaimana jika sebenarnya mereka begitu? Bagaimana jika perkataannya bohong?
Jika aku sedih dan jatuh, siapa yang akan menolongku? Apakah diriku mampu menolong dirinya sendiri setelah jatuh berkali-kali?
Aku pernah mengalami dimana aku menahan untuk mengungkapkan isi pikiran-pikiranku, dan menyimpannya. Setiap aku mencurahkan sedikit kepada orang yang aku sangka, dia hanya marah dan mengatakan semua itu tidak benar. Berhenti berpikir macam-macam, katanya. Aku adalah orang yang setiap mendapat clue, akan mampu menebak apa yang sebenarnya sedang terjadi tanpa aku ketahui secara langsung. Berulang-ulang, hingga pada akhirnya orang itu meninggalkanku dan mengetahui bahwa isi pikiranku selama ini benar.
Adil sekali dunia ini, sarkasku.
Namun, bagaimana menyembuhkannya? Hanya diri sendiri yang bisa.
Aku harus menjadi pribadi yang 'naik level' dari sebelumnya. Aku mulai bersikap bodo amat untuk menjinakkan liarnya isi pikiranku. Mencari aktivitas positif dan kesibukan yang dapat mengalihkan pikiran-pikiran buruk yang dapat muncul kapanpun. Menjadi pribadi yang lebih baik yang mengutamakan perasaan diri sendiri dahulu.
Bagaimana dengan orang-orang disekitarku? Aku mengecilkan circle-ku. Kualitas lebih baik daripada kuantitas, bukan? Aku berteman dengan mereka yang tulus berteman denganku. Teman yang supportif, bukan destruktif. Aku juga mengurangi intensitas berkomunikasi via media sosial atau hanya sekadar melihat-lihat aktivitas teman media sosialku. Aktivitas yang haus akan pengakuan dan intoleran, hanya membuat seorang overthinker menjadi insecure dan akan menuntun ke pikiran-pikiran liar. Fokus kepada diri sendiri, karena tidak ada orang lain yang menolong jika bukan diri sendiri yang memilih dan memulai untuk bangkit.
Overthinker, before you love someone please love yourself first.
#JejakWarnaWritingChallenge #GetCloserToMe #Day7
Setuju
BalasHapusterima kasih:)
HapusSetuju! Mencintai diri sendiri memang sangat diperlukan, lingkungan hanya pendukung dan tambahan cinta saja.
BalasHapuspokoknya semua berawal dari diri sendiri :)
Hapusterima kasih udah mampir yaa hihi