Seni Bangkit dari Kegagalan

    


    Kegagalan sudah menjadi bagian dari perjalanan kita dalam kehidupan ini. Ia dapat 'menyerang' siapa saja; bahkan bagi mereka yang merasa dirinya sudah siap. Semua itu tinggal bagaimana kita menyikapi, menyelesaikan, dan mengambil hikmahnya untuk mengurangi terulang kembali di masa depan.

    Apakah aku pernah merasa gagal? Oh, tentu saja. Sering. Bahkan disaat aku sedang diam dan merenung pun, aku merasa aku sedang di masa kegagalan. Aku gagal menjadi yang terbaik versi diriku sendiri, menjadi pionir yang melepaskan belenggu kemiskinan dalam keluarga, ataupun menjadi pendengar dan penolong yang baik bagi sahabat. 

    Dunia serasa runtuh. Cemas, sedih, kecewa. Gagal terkadang sejahat itu.

    Tapi, pernahkah setelah merasa gagal, aku hanya duduk dipojokan hingga hari berganti? Berharap semua itu akan selesai dengan sendirinya? Aku bersyukur karena masih dikaruniai otak untuk berpikir. Berpikir untuk bangkit dari kegagalan yang hanya membuatku sedih, tidak produktif, atau menangis hingga tidak mampu bersuara. 

    Dunia belum runtuh. 

    Aku bangkit. Aku menyeka air mataku dan mulai kembali melihat dunia. Aku menata kembali kehidupanku, yang sebenarnya tidak seburuk itu. Aku meneliti kesalahanku, menemukan solusi dan rencana lain, lalu memaafkan diriku. Setelah bangkit, aku menjadi pribadi yang naik level;lebih baik dan lebih matang dari sebelumnya.

    Itulah seninya. Seni bagaimana untuk bangkit dari kegagalan dan tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik lagi, karena tiap orang berbeda memilih jalan untuk bangkit dari masalahnya.


#JejakWarnaWritingChallenge #GetCloserToMe #Day2

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Merindukan Ibu